Manajemen Kualitas (Quality Management)
Pengertian Mutu ( Kualitas )
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk
atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat
mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan
mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya.
Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan
pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan
dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai.
Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika,
pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan
penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan,
tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.
Pengertian Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi
manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu
suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan
pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis,
seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud
diatas adalah :
· Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
· Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era
persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang
menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang
pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.
Management kualitas Proyek
Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari
management proyek. Ada 2 model atau teknik yang telah sukses di
gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan
konstruksi dalam meningkatkan kinerja proses dari management proyek,
antara lain : Continuous Quality Model dan Process Quality Management
Model.
Continuous Quality Management
Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk
meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua
organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus
industrisasi yang cepat.
Process Management Model
Model atau cara ini digunakan menghubungkan
faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar
pondasi yang mana Continous Quality Management Model meneruskan
mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses
dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi
Management kualitas yang terpadu merupakan
pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang
diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang
mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
· Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien
· Kualitas dari proses disain
· Kualitas Material dan komponen
· Kualitas dari kumpulan proyek
· Kualitas dari kegiatan management proyek
· Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek
Syarat Penggunaan dalam Quality Management
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah
teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang
dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring,
mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan
yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk
atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat
mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan
mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya.
Quality Assurance
Pemastian Mutu (Quality Assurance) adalah
seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar
terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang
diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik internal maupun
eksternal termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari Quality
assurance ini adalah mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality
assurance mengevaluasi cost dari proyek secara keseluruhan secara
teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan
standard kualitas.
Total Quality Management (management kualitas terpadu )
Pada tahun-tahun sekarang sangat sangat
penting meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang di hasilkan .
Tekanan ini banyak datang dari perusahaan -perusahaan besar
internasional seperti perusahaan mobil dan computer. Persaingan antar
perusahaan tersebut lebih memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan
kualitas produk yang di hasilkan, agar mendapat kepercayaan dari pasar..
5( lima ) pilar dalam Total quality management
Semua sistem manajemen yang menjunjung tinggi
kemanusiaan di perlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality
management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, salah seorang
dari Tim manajemen impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan
lima pilar sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya
dasar yang luas bagi TQM . Menurut Bill Creech ,Produk adalah titik
pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak
mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak
mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada
artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke
atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. setiap pilar
tergantung pada pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah
sendirinya yang lain akan lemah.
Penerapan TQM dalam Organisasi
Didalam 5 pilar manajemen kualitas terpadu ,
organisasi merupakan pilar di tengah. Cara kita berorganisasi jelas
mempengaruhi semua unsur dan kegiatan yang lain. Organisasi adalah
kerangka kerja yang diandalkan oleh seluruh sistem manajemen untuk
mendapatkan hasil kerja yang efisien. Untuk alasan tersebut organisasi
lebih dari sesuatu dalam menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan
dari sistem. Pengalaman menunjukan bahwa beberapa struktur organisasi
hanya cocok untuk sistem sentralisasi,
sedangkan yang lain
hanya cocok untuk sistem desentralisasi. Penetapan sentralisme pada
input dan ketergantungan pada peraturan yang berlebihan menekan semangat
manusia . Perlakuan yang kasar terhadap factor sistem manusia memuat
orang merasa terasing dan juga bisa memadamkan motivasi kita. Sebaliknya
struktur desentralisasi mempermudah pemimpin dan membebaskan
kreatifitas. Sebenarnya. Pertanyaaan kuncinya adalah organisasi
mengembangkan atau meredam semangat manusia. Oleh karena itu bagaimana
kita memilih organisasi yang dapat melambungkan dan organisasi yang
dapat memjatuhkan kita. Berkenaan dengan hal itu , memikirkan struktur
sebuah organisasidalam arti vertical merupakan hal yang tradisional.
Seertisebuah pyramid dengan sebuah puncak, suatu
dasar, dengan berlapis lapis manajemen
diantaranya. Tetapi ini dapat juga di pikirkan sebagai sebuah segitiga ,
yang terletak pada sebuah sisinya, ada bagian depan dan belakang.
Semakin tinggi rasio gigi ke ekor dari organisasi itu. Tak perlu di
pertanyakan lagi, semakin sengitnya persaingan dalam era globaliasi,
semakin banyak gigi yang diperlukan. Karyawan di bagian depan, di ujung
tombak yang langsung berhadapan dengan pelanggan dan pesaing.
Kebanyakan dalam bisnis Amerika menyebut karyawan sebagai Frontline
(garis depan), tetapi itu hanya berupa
pemikiran depan ke belakang. Dalam analisis akhir, peran dimenangkan
dengan apa yang terjadi di depan .Hasil akhir dari persaingan ekonomi
antar organisasi dan antar negara ditentukan dengan cara yang tepat
sama. Hasil akhirnya tergantung pada pelaksana ujung tombak. Oleh karena
itu pemikiran konseptual mengenai organisasi harus dimulai dari bawah
(di bagian depan) dan di lanjutkan dari situ, dengan focus yang semakin
terpusat pada cara membuat struktur tebaik bagi organisasi dan mengatur
agar baggian garis depan menjadi kompeten, kreatif, dan memberikan
komitmennya sebagai prasyarat untuk sukses.
Perubahan sekarang sudah menyebar ke mana
mana dan proses mutu diucapkan oleh banyak orang. Tetapi hanya sedikit
terjadi perubahan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan
perusahaan sedang memandang proses yang terjadi bukan merupakan
perpanjangan dari permintaaan mereka dari seluruh organisasi. Ini
merupakan penghapusan yang serius karena di situklah kerusakan paling
menyedihkan akibat sentralisme. Struktur yang di hasilkan nya dan
tergantung dalam rangka.
mendukung ajarannya adalah kebalikan dari
cepat tanggap dan fleksibilitas. Dan hal itu membuat kuno dan tidak
cocok dengan persaingan gerak cepat dari zaman globalisasi. Sementara
beberapa praktisi.sentralisme yang penuh keyakinan mengaku mendukung
perubahan , dalam kenyataanya perubahan tadi hanyalah tambal sulam pada
suatu sistem yang pada dasarnya demikian rusak seingga kegunaan dari
tambalan tadi demikian kecil.
Sistem Management Kualitas
Pengertian Sistem
Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu
“Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu
keseluruhan yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian sistem yang
di berikan oleh para ahli :
Buckley
Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas
yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan
diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue
of interdependence of its parts).
Sistem adalah sekelompok komponen yang
terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir
dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat
bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama
atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek
pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk
mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan
koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem,
atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung.
B.S. Blanchard (1990)
Engineering System adalah aplikasi yang
efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka
mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi
tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan
analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.
Pemakaian sistem dapat di golongkan secara garis besar dalam 2 golongan pemakaian yaitu :
1. Menunjukan pada suatu bentuk fisik,
sesuatu wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang
dikenal dengan deskriptif
2. Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang dikenal dengan preskriptif
Sistem paling sering digunakan untuk
menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau
komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Deskriptif / Preskriptif
Ini sebuah mobil. Ini sebuah mobil
yg bisa memberi layanan transportasi ekonomis. Ini program investasi
yang akan meningkatkan deviden. Ini perlengkapan keamanan yang akan
mencegah kecelakaan contoh tersebut di atas menunjukan pada
suatu wujud barang atau benda dalam pengertian deskriptif yang
berlainan dengan benda yang dipergunakan dalam pengertian preskriptif
yaitu sebagai suatu metode atau alat untuk mencapai sesuatu.
Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode
ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem yang
merupakan penerapan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Ada
banyak penyebab atas terjadinya sesuatu masalah. Jadi pendekatan sistem
menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan permasalahan. Misalnya
dalam kasus suatu kecelakaan mobil kita tidak bisa menganggap terjadinya
kecelakaan akibat mobil dijalankan ngebut. Apabila dikaji lebih cermat
banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan mobil. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat yang kita peroleh dengan
mengambil kesimpulan atau keputusan secara sistematik ini.
Defenisi Sistem
Adalah sehimpunan unsur yang melakukan
sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu
kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan,
mendayagunakan atau mengolah atau memberlakukan persayaratan produk,
jadwal, bahan mentah, dan daya listrik yang diubah menjadi daya mekanik
guna menghasilkan karya, produk dan informasi yang telah direncanakan
atau ditetapkan pada saat para langganan memerlukannya.
Sistem Informasi Manajemen. Sekumpulan orang,
seperangkat pedoman dan alat perlengkapan pengolah data memilih,
menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data (mengolah data dan bahan)
untuk mengurangi ketidakpastian di dalam pembuatan keputusan dengan
menghasilkan atau memberikan informasi bagi/kepada pimpinan pada saat
pimpinan tersebut bisa mempergunakannya seefisien-efisiennya.
Sistem Organisasi Usaha. Sekumpulan orang
mencari dan mengolah sumbersumber material dan informasi untuk mencapai
berbagai macam tujuan bersama termasuk keuntungan ekonomi bagi
perusahaan dengan menyelenggarakan pembelanjaan atau penganggaran,
perancangan, memproduksi dan pemasaran. guna menghasilkan produk akhir
dan berhasil memasarkannya sebanyak jumlah minimum tertentu per
tahunnya.
Jika diperhatikan ketiga contoh di atas, maka nampak ada unsur difinisi yang selalu ada yaitu:
1. Sehimpunan Unsur
2. Tujuan Sistem
3. Wujud Hasil Kegiatan atau Proses Sistem dalam Kurun Waktu sistem konstruksi
Bagaimana dengan pengertian Sistem yang
dikaitkan dengan Konstruksi, yang sering ditulis dengan sistem
konstruksi. Sebenarnya kata konstruksi menurut Bahasa Indonesia lebih
dekat dengan kata dari Bahasa Belanda “Konstruktie”, karena kata
Konstruksi yang dimaksudkan disini adalah wujud sesuatu bangunan.
Sehingga kata Konstruksi haruslah berupa kata benda. Jadi Konstruksi
disini bukanlah terjemahan langsung dari Bahasa Inggris yaitu dari kata
“Construction”, yang berarti pembangunan. Sehingga “Construction System”
menurut Bahasa Inggris lebih tepat diterjemahkan menjadi Sistem
Pembangunan yang dekat dengan pengertian “Construction Management”. Jadi
yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi disini adalah sistem bangunan
atau jenis-jenis bangunan atau dalam Bahasa Inggris sebenarnya lebih
tepat disebut dengan “Structural System”.
Dengan menggunakan konsep di atas maka Sistem
Konstruksi dapat diartikan sebagai sekelompok orang, seperangkat
pedoman dan peraturan, fasilitas, alat perlengkapan pengolah data
melakukan kegiatan atau bekerja untuk menghasilkan jumlah dan jenis
konstruksi tertentu dengan mendayagunakan atau memberlakukan persyaratan
teknis, sumber daya alam, sumber daya manusia guna menghasilkan hasil
karya dan informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat
diperlukan. Selanjutnya, Sistem Konstruksi dalam hal ini juga mengandung
artikan sebagai gabungan dan kerjasama dari semua unsur Konstruksi,
sehingga membentuk satu kesatuan yang kompak dan terpadu menjadi suatu
bangunan untuk suatu manfaat tertentu.
Dalam hal Konstruksi Bangunan Sipil,
khususnya Konstruksi Jembatan, maka yang dimaksud dengan Sistem
Konstruksi adalah suatu konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari
sub-sistem yaitu: Bangunan Atas Jembatan, Bangunan bawah jembatan, dan
dilengkapi dengan Bangunan Pelengkap Jembatan. Selanjutnya, kalau
bahasan analisa kita turunkan satu level dibawahnya yaitu dengan merinci
unsur sub-sistem Bangunan Atas Jembatan maka dapatlah kita uraikan
lebih jauh bahwa Bangunan Atas tersebut tersusun dari Gelagar Utama,
Diafragma, Lantai-Jembatan, Trotoar, Railing-Post, dan Hand-Railing.
Memperhatikan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa setiap suatu
sistem bisa kita uraikan dalam bentuk sub-sistem pada level dibawahnya.
Dan secara umum suatu sistem dapat kita jabarkan dalam bentuk suatu
hirarki dengan berbagai levelnya.
Marilah kita tinjau sistem dari sebuah Pohon,
dimana setiap Pohon akan terdiri dari sub-sistem dibawahnya yaitu:
Batang, Cabang, Ranting, Daun dan buah serta akar. Unsur-unsur pohon
tersebut, saling bekerjasama, untuk memperoleh suatu manfaat tertentu,
antara lain untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan reproduksi.
Apabila salah satu atau lebih dari unsur sub-sistem tersebut tidak
bekerja atau hilang maka gabungan dari unsur-unsur yang tidak lengkap
tersebut tidak dapat kita katakan sebagai sebuah sistem.
Pada suatu sistem yang lebih kompleks
misalnya Manusia, dapatlah kita lihat suatu hirarki sebagai berikut:
Manusia secara utuh dan lengkap dapat kita sebut sebagai level-1.
Selanjutnya sub-sistem yang langsung berada dibawahnya yaitu pada
level-2, dapat kita uraikan menjadi Kepala, Tubuh dan Anggota Badan.
Selanjutnya apabila kita teliti lebih jauh
pada level sub-sistem berikutnya yaitu pada level-3, maka Kepala dapat
pula kita uraikan lebih jauh yaitu terdiri dari mata, telinga, mulut,
hidung, dan wajah. Dan seterusnya pada level-4 dapat diuraikan lagi
lebih lanjut yaitu untuk Telinga dapat dirinci lebih jauh menjadi:
daun-telinga, lubang-telinga, saluran eustachius dan gendang-telinga.
Kalau kita melihat sistem tersebut dengan keterkaitannya kepada dukungan dari unit
lain, maka pada tatanan yang mempunyai level sistem yang sama yaitu
Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi, kelembagaan usaha konstruksi
dan jasa Konstruksi, maka akan kita temui suatu kumpulan sistem yang
disebut “BIDANG KONSTRUKSI”. Lebih jauh kalau kita melihat pada tatanan
yang lebih tinggi yang dikenal dengan sebutan “Supra-Sistemnya”, maka
akan kita temui suatu sistem yang cakupannya lebih luas dan lebih
menyeluruh, misalnya suatu ruas jalan tertentu dapat kita sebut sebagai
Supra-Sistem dari jembatan yang terletak pada ruas tersebut, selanjutnya
ruas jalan tersebut dapat pula kita namakan dengan sub-sistem dari
suatu sistem jaringan jalan yang lebih luas.
Selanjutnya sistem jaringan jalan ini, dapat
pula kita sebut sebagai sub-sistem dari moda-transportasi darat, dimana
moda transportasi darat ini dapat pula kita nyatakan menjadi sub-sistem
dari sistem transportasi nasional yang mencakup seluruh moda
transportasi yang ada yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan
transportasi udara.
Penilaian terhadap Sistem
Suatu sistem dapat kita katakan optimum
apabila semua unsur-unsur yang mendukung sistem tersebut juga mencapai
nilai optimum, di atas telah kita bahas beberapa unsur yang mendukung
terwujudnya suatu sistem yang optimum yaitu :
1. Teknologi Konstruksi
2. Keakhlian Konstruksi
3. Kelembagaan Konstruksi
4. Jasa Konstruksi
Selain keempat unsur utama tersebut di atas,
maka ada beberapa unsur lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut
pula menjadi pertimbangan secara tersendiri disini, meskipun bahasan
dari beberapa unsur tersebut dapat pula kita bahas secara implisit di
dalam masing-masing unsur tersebut. Unsur-unsur penting lainnya tersebut
adalah sebagai berikut:
1. efektif-Efisien
2. ekonomis
3. financial-viable
4. durability, kesesuaian dengan umur rencana
5. azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik
6. sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain di lingkungannya
7. dan lainnya (lingkungan hidup, dlsb).
Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah menjadi pertimbangan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu sistem konstruksi, apakah sistem tersebut optimum atau
tidak, yang menjadi masalah lebih lanjut adalah, pemberian bobot
terhadap masing–masing unsur. Apakah akan kita beri bobot yang sama
ataukah dengan
bobot yang berbeda, menurut common–sense
seharusnya bobot untuk masingmasing unsur tersebut harusnya tidak sama,
tergantung kepada tingkat kepentingan dari masing-masing unsur yang
ditinjau, jadi sangat tergantung kepada tingkat Intervention–Policy yang
kita tetapkan
Teknologi Konstruksi
Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari
kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan
”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu
secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut
dapat saja berupa benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara
rasional adalah penting sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau
pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang
(repetisi). Berbeda kalau kita membahas tentang suatu produk-seni yang
mana proses pembuatannya dilaksanakan secara intuitif jadi tidak secara
rasional, sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah
dapat dikatagorikan sebagai suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana
ini dikembangkan secara lebih jauh maka kata Teknologi ini biasanya
mempunyai pasangan kata yang populer yaitu Science, jadi
pasangan kata Science dan Teknologi. Sesungguhnya kata Science ini lebih
dekat dengan jawaban kata “WHY”, selanjutnya kata Teknologi dilain
pihak sangat dekat dengan pengertian kata jawaban dari “HOW”.
Kalau kita bandingkan penguasaan teknologi
konstruksi baja dengan konstruksi beton secara umum dapat kita ketahui,
bahwa berdasarkan pengalaman selama ini bahwa teknologi pembuatan
konstruksi beton lebih banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila
dibandingkan dengan teknologi baja, hal ini dikarenakan bahwa semua
unsur material pembuat beton banyak tersedia di Pulau Jawa, karena itu
maka nilai rating konstruksi beton kita tetapkan dengan nilai 5,
sedangkan untuk konstruksi baja kita tetapkan dengan nilai 3
Selanjutnya kalau kita berikan penilaian
terhadap keahlian konstruksi, maka dapat kita ketahui dengan jelas bahwa
banyaknya tenaga terampil dan tenaga ahli yang bergerak dibidang
pembuatan konstruksi beton lebih banyak dan lebih mudah ditemukan bila
dibandingkan dengan, tenaga terampil dan tenaga ahli dibidang konstruksi
baja, jadi dapat kita simpulkan disini bahwa nilai rating untuk
konstruksi beton pasti lebih tinggi bila dibandingkan dengan konstruksi
baja, karena itu kita putuskan nilai untuk beton kita ambil 5 dan untuk
konstruksi baja kita ambil nilai 3.
Jasa Konstruksi
Penilaian terhadap sistem apabila dilihat
dari sudut Jasa Konstruksi, tentu saja akan melibatkan penilaian apakah
pelaksanaan Jasa Konstruksi di Indonesia telah mempunyai suatu landasan
Hukum yang kuat, juga apakah pelaksanaan jasa konstruksi disini telah
berdasarkan prinsip Market-Oriented. Jadi telah menterapkan sistem
persaingan bebas sedemikian sehingga jaminan keamanan terhadap
pelaksanaan jasa konstruksi dapat berkembang berdasarkan prinsip
persaingan bebas, yang memungkinkan dunia usaha dibidang Jasa Konstruksi
ini betul-betul akan hidup dan berkembang secara sehat berdasarkan
prinsip-prinsip di atas dan didukung oleh pengembangan Professionalisme.
Dalam hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja
apabila kita bandingkan dengan sistem konstruksi beton akan dapat
ditarik kesimpulan berdasarkan kenyataan yang ada maka pelaksanaan
konstruksi beton akan lebih mudah dan lebih disukai dibandingkan dengan
pelaksanaan Konstruksi Baja, kerena itu penetapan besarnya nilai rating
yang diambil adalah paralel dengan hal tersebut diatas yaitu nilai 5
untuk konstruksi beton dan nilai 3 untuk konstruksi baja. Penilaian
selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai Eksternal yaitu efektif,
ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap sistem lain dan
tingkat gangguanya terhadap lingkungan hidup.
Pentingnya Sistem Management Kualitas
Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA,
GATTS, APEC, WTO, dan lain sebagainya, telah menciptakan kancah
kompetisi yang semakin bebas dan ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi
benteng bagi produk barang dan jasa dalam negeri, akan hilang diterjang
arus liberalisasi. Produk barang dan jasa luar negeri akan bebas masuk
ke pasar domestik. Menghadapi situasi seperti ini, terdapat dua pilihan
bagi para pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi yaitu masuk
dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua keputusan
tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena
kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja dengan bunuh diri.
Keluar dari arena kompetisi tidak berarti luput dari hempasan gelombang
globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut
bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling
dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi
adalah “strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha jasa
konstruksi dan konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan
konsepsi dan teknologi kualitas, sejalan dengan kecenderungan
globalisasi. Diantara alternatif pilihan yang ada, nampaknya sistem
manajemen kualitas ISO9000 dan Total Quality Management (TQM) adalah
pilihan yang tepat dan efektif bagi para pelaku usahajasa konstruksi dan
konsultansi. TQM mengembangkan konsep kualitas dari sudut pandang
pengguna jasa konstruksi dan jasa konsultansi yang mengartikan kualitas
adalah <!–[endif]–> kesesuaian. Bila suatu konstruksi prasarana
atau infrastruktur dibangun, dibiayai dan digunakan atau dimanfaatkan
oleh pengguna jasa (pemerintah dan masyarakat) sesuai dengan persyaratan
, maka dapat di katakana berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan
adalah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaj asa. Oleh karena
itu dalam konsep TQM, pengguna jasa bukan hanya diartikan sebagai
pembeli bangunan, tetapi diartikan juga sebagai proses berikutnya dan
pihak yang menentukan persyaratan. Usaha-usaha peningkatan dan
pengendalian kualitas pada awalnya hanya dalam lingkup penyedia jasa dan
pengguna jasa. Sehingga diperlukan pihak ketiga yang sifatnya
independen. Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih obyektif dan dapat
diterima kedua belah pihak. Sehingga memunculkan lembaga akreditasi di
beberapa negara dengan menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS
dan lain sebagainya. Untuk memberikan jaminan pada semua pihak yang
terlibat dalam perdagangan global (termasuk pelayanan jasa konstruksi/
konsultansi) bagi pihak pengguna jasa, diperlukan pihak ketiga yang
independen dan dapat diterima semua pihak. Demikian sedikit kupasan
mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi, konsultansi dengan
manajemen kualitas.
Sistem Management Kualitas Berdasarkan ISO 9000
ISO 9000 series adalah standard quality
manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO
Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di bentuk sebagai dasar
dari suatu seri standard quality manajemen, yang di susun secara lengkap
pada 1982 dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standard
memperkenalkan persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan butuhkan
untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu
terhadap barang dan jasa kepada pasar.
Persyaratan-persyaratan tersebut dapat
dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun sebagai
sistem manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan
persyaratan konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga
kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak
melaksanakan hal tersebut akan membuat pasar dan pelanggan akan
berpaling dari kita dan berpindah kepada saingan kita.
ISO-9000 seri mampu memberikan keuntungan
dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi ,baik organisasi besar
maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri
bagaimana organisasi itu harus berjalan.
ISO-9000 menerangkan persyaratan-persyaratan
apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana cara memenuhi persyaratan
tersebut. Hal ini memungkinkan adanya persamaan standart bagi semua
organisasi atau perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi
tersebut untuk menyesuaikan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan orgainasi tersebut yang berbeda dengan organisasi lainnya.
Dengan penerapan ISO-9000 dengan benar maka
organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai
kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan
dan kebutuhan. Hal ini akan membuat perusahaan lebih menarik bagi
pelanggan baik lama atau baru dan meningkatkan kepercayaan mereka bahwa
perusahaan mampu memenuhi harapan atau tuntutan mereka.
Perlu diketahui ISO-9000 merupakan standar
manajemen mutu bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah
mendapat sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan atau
mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional.
Selain itu untuk menjamin bahwa ISO 9000
dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan
diadakan review dan revisi terhadap standard ISO. Saat Ini ISO 9000-2000
adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point.
ISO 9000 seri mempunyai 3 standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO
9003sumber : http://huangcorp.wordpress.com/2008/04/29/manajemen-kualitas-quality-management/